Jumat, Januari 25, 2008

Tanamlah Uang di Bank Ar Rahman



Berikut Saya Kutipkan sebuah artikel yang menarik yang saya ambil dari Majalah Tarbawi edisi 171 Th.8 Tgl 17 Januari 2008. Mudah-mudahan anda bisa mengambil hikmah serta manfaat dari tulisan tersebut. Artikel tersebut ditulis oleh orang yang tidak asing lagi bagi kita. Kalau anda pernah baca atau mendengar buku yang berjudul La Tahzan atau Jangan Bersedih, anda pasti langsung teringat dengan penulis tersebut. Yap !! anda benar Dialah Syaikh DR. Aidh bin Abdullah Al Qarni.
Judul artikel yang saya kutip tersebut sama dengan judul postingan saya kali ini. Selamat Menikmati.

Tanamlah Uang di Bank Ar Rahman

Abu Real, Dinar bin Matsqal berkata:’Jangan percaya dengan orang yang mengatakan kebanyakan pedagang itu pendosa,’karena saya telah melihat ada diantara mereka sekelompok orang yang bersedekah, berinfaq dijalan Allah SWT. Mereka juga memberi bantuan kepada orang-orang fakir .’
Kami berkata : “Wahai Abu Real, wahai orang paling baik. Mengapa para pedagang itu membangun gedung yang tidak mereka huni?Mengapa mereka menabung sesuatu yang tidak mereka makan ? Mengapa mereka tidak tawakal kepada Rabb mereka?’ Ia menjawab ” Itu adalah kesombongan,kemewahan dan keburukan. Siapa saja yang melakukan sikap itu, berarti dia dalam ancaman bahaya.”
Kami berkata : “ Wahai Abu Real, Sampaikan kepada kami kisah tentang para saudagar yang shalih, orang-orang kaya yang dimenangkan oleh Allah Swt. “ Ia menjawab , “ Cukuplah bagimu contoh dari Ustman bin Affan.Allah Swt meridhoinya. Syaithan sangat membencinya. Surga telah dibelinya. Perbekalan perang tabuk untuk pasukan Islam dipenuhinya. Sumur orang Yahudi dibelinya. Dan ia mempunyai banyak catatan terpuji dan begitu hebat.”
Jangan lupakan juga Abdur Rahman bin Auf. Yang menghimpun antara optimisme dan rasa khawatir kepada Allah Swt. Pernah ia didatangi oleh kafilah dari Syam yang membawa makanan . Lalu makanan itu dibagikan oleh abdur Rahman bin auf untuk anak-anak yatim. Dengan itulah ia kemudian semoga bisa membeli Darus Salam (Surga).”
Kami bertanya :”Ceritakanpada kami kisah pedagang yang jahat, Umayah bin Khalaf yang Allah jadikan harta bendanya habis dan ia menjadi pailit.” Ia menjawab,” Cukuplah bagi kalian firmanAllah Swt dalam Al Qur’an,”Celakalah bagi setiap orang yang mengumat dan mencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Ia mengira hartanya akan mengekalkan nya,”
Kami bertanya :” Apakah ada cirri-ciri bagi pedagang yang merugi?” Ia menjawab , “Cirinya adalah jika engkau melihatnya makan sendirian, melarang orang lain menyertainya, memarahi orang yang ingin duduk bersamanya.”
Kami bertanya:”Mengapa banyak pedagang yang mengalami tekanan darah tinggi dan penyakit diabetes?”Ia menjawab,” karena dia dalam banyak waktunya berpikir,tapi tidak bersyukur, tidak berzikir. Candanya kasar dan hatinya keruh.”
Penyakit para pedagang adalah kekurangan darah ,keinginan berlebih dan selalu gelisah. Penyakit kurang darah, akan diderita oleh orang yang sedikit makan lantaran pedagang terlalu sibuk sehingga tidak sempat makan pagi dan siang. Bahkan mungkin juga makan malam. Setidaknya makannya tidak teratur.
Penyakit banyak keinginan, karena ia selalu disibukkan dengan uang , cek, penyimpanan uang di bank, dan pikirannya selalu gelisah, karena ambisinya selalu betambah. Ia selalu diingatkan bagaimana nasib anak cucunya. Lalu kebahagiaan pergi darinya dan kesibukan menjadikannya tak sempat lagi beribadah. Maka, tema ilmu yang paling disukai oleh pedagang kikir adalah, tema yang menganjurkan hidupsecara ekonomis. Sedangkan tema ilmu yang paling dibencinya adalah tema tentang anjuran untuk banyak memberi dan bersedekah.
Setelah itu Abu Real berkata:” Janganlah lupakan hadits Rasulullah Saw.” Dzahaba ahlu dutsuur bil ujuur.” Orang-orang yang berharta telah pergi dengan pahala. Mereka itu adalah para pekerja yang baik, usaha yang disyukuri, perdaganganyang tidak akan merugi. Merekalah oaring-orang yang membangun masjid dimana setiap orang melakukan ruku dan sujud.
Memberikan makan kepada fuqara dan masakin, memberi keringanan kepada orang yang membutuhkan. Mengeluarkan harta dan memberikan makanan. Menanggung hidup anak yatim. Mereka menghimpun kebaikan setiap waktu. Ingatlah hadits Rasulullah Saw,”
Tidak ada hasad kecuali dalam dua hal.”
Jika engkau melihat orang-orang menyimpan harta mereka di bank –bank, memelihara uang dalam dokumen-dokumen , dan melindungi kebun mereka dengan pagar kawat. Jadilah engkau orang yang menyimpan kebaikanmu di bank Ar Rahman. Peliharalah amalmu dari syaithan. Dan pagari niatmu dari keculasan dan kejahatan. Sesungguhnya barangsiapa yang uangnya terlindung dari yang haram, dan meramaikan rumahnya dengan takwa serta memuliakan tetangganya, maka dia telah melakukan transaksi yang sangat baik bagi Allah Swt dan ia bersyukur kepada Allah atas apa yang telah diterimanya.
Ketahuilah, bahwa pedagang itu ada etikanya sebagaimana disebutkan oleh para ulama. Akan saya sebutka satu persatu. Diantaranya, sikap jujur dalam bicara, dan berlaku sopan dan lembut dengan orang lain, Juga bangun pagi, saat burung mulai terbang dari sarangnya berusaha mendapatkan sesuatu yang disyukuri, memperoleh apa yang dibagikan oleh Allah Yang Maha Pengampun dan Bersyukur. Adab lainnya adalah selamat dari transaksi riba, karena riba adalah wabah, Menimpa orang yang diberi kepercayaan dan membuat gila dengan penghianatan. Adab lainnya adalah menunaikan zakat harta, menolong orang yang membutuhkan dengan shadaqah dan pinjaman, memberikan wakaf kepada orang fakir yang lemah, memuliakan tamu, memelihara shalat wajib, ikhlash niat dalam bershadaqah.
Siapa saja yang melakukan hal itu maka ia akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Dialah termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Rasulullah Saw,” ahlu dutsuur alladziina dzahabuu bil ujuur.” Orang-orang berharta yang pergi dengan pahala.
Ketahuilah bahwa orang yang pelit itu buruk sikapnya. Sedangkan orang yang gemar memberi itu banyak balasannya. Tidak akan bisa memimpin kecuali orang yang banyak memberi dan banyak mengeluarkan kebaikannya untuk orang lain. Ketahuilah bahwa orang yang kikir menyimpan hartanya dan tidak mau berbuat baik, maka kematian akan cepat mendatanginya. Kita pernah menyaksikan pedagang yang banyak memberi. Kebaikan-kebaikannya banyak dirasakan masyarakat. Hampir disetiap pintu kebaikan ia mempunyai peran. Dan sangat menjauhi pintu-pintu yang haram. Ketika mieniggal masyrakat sangat berduka dan ahtinya terluka.
Kita juga mengetahui pedagang yang pelit. Ia hidup dalam usia yang lama. Tapi harta bersama kehidupannya disimpan karena kikir. Ketika meninggal , hartanyapun ia tinggalkan dalam keadaan terhina. Hartanya tak bermanfaat baginya didunianya. Terlebih diakhiratnya. Ia merasa terasing sendirian. Bahkan harta yang ditinggalkannya dicuri orang. Sampai orang-orang bersedekah untuk membelikan kafan untuk jenazahnya. Rasulullah pun bersabda, “ Celakalah hamba uang “. Karena uang akan menunjukkan pemiliknya kepada neraka. Sebagaimana uang akan mengitari pemiliknya dengan keinginan.

Demikian artikel yang saya kutip tersebut. Semuanya dikembalikan pada pribadi anda masing-masing. Apakah anda ingin menjadi pedagang yang merugi atau yang beruntung?.
Kalo saya sih mau yang beruntung tentunya.

Wassalam,
Saidi

Tidak ada komentar: