Kami memang memilih mengantarkan sendiri walaupun sekolah TKIT Nurul Falah menyiapkan angkot untuk berangkat secara kolektif. Karena rencananya hari ini selepas mengikut lomba mewarnai kami akan ke SDIT Daarul Fikri yang ada di Kecamatan Cikarang Barat. Menurut istriku hari ini ada jadwal untuk pengukuran seragam untuk calon siswa baru pada sekolah tersebut.
Tiba dilapangan Wanasari, tampak iring-iringan mobil pribadi maupun angkot yang tampaknya dicarter oleh sekolah untuk mengantar ana-anak siswa TK tersebut. Di tengah lapangan tampak berdiri sebuah panggung yang dihadapannya ada dua buah tenda besar berwarna hijau. Pada tenda tersebut tampak ribuan siswa-siswi TK yang telah duduk rapi didepan meja lipatnya. Mereka tampak antusias mengikuti lomba mewarnai pada pagi hari ini.
Pada belakang panggung terdapat sebuah spanduk bertuliskan ‘Gebyar akhir Tahun Taman Kanak-kanak se Cibitung. Dan tampaknya acara tersebut disponsori oleh sebuah produsen mi yang tampaknya merupakan produsen baru. Karena dari namanya terdengar asing dan baru hari itu saya mendengarnya.
Acara dibuka oleh salah seorang perwakilan dari Dinas pendidikan Kabupaten Bekasi dan dilanjutkan dengan atraksi marching band oleh siswa-siswi dari SDN Wanasari 01.
Usai membawakan 3 buah lagu acara dilanjutkan dengan lomba mewarnai yang diikuti oleh siswa-siswi TK se Kecamatan Cibitung. Dari informasi yang kudengar Lomba tersebut diikuti oleh lebih dari 1500 orang anak.
Disela anak-anak mengikuti lomba mewarnai panitia pun mengadakan lomba karaoke yang diikuti oleh guru TK. Namun sayangnya, kenapa panitia tidak mengfokuskan tema lagu yang sesuai dengan kondisi pada saat itu yaitu dihadiri oleh mayoritas anak-anak TK. Pada kenyataannya peserta lomba karaoke menyanyikan lagu dengan tema dewasa dan bahkan ada lagu dandut pula. Mungkin pada lain kesempatan panitia bisa lebih selektif lagi dalam membuat sebuah format acara sehingga yang pada awalnya untuk memacu kreatifitas anak namun menjadi ternodai dengan adanya kesalahan tersebut.
Selepas lomba saya beserta istri dan Khansa lansung bergegas meninggalkan lokasi acara menuju ke SDIT Darul Fikri. Dipertigaan jalan bosih kami ambil kekiri menuju arah kecamatan Cikarang Barat. Selepas rel belok kiri melewati perumahan Depsos.
Tiba diperumahan telaga harapan saya harus ekstra hati-hati karena jalannya rusak dan genangan air menutupi hampir dua pertiga permukaan jalan. Terlihat saluran air yang tergenang. Tak mengalir sama sekali. Wah jentik nyamuk tampak leluasa berkembang biak disitu tampaknya.
Memasuki area Pesantren Darul Fikri ada nuansa berbeda yang kurasakan. Tampak disana-sini wanita mengenakan busana muslim. Mereka tampak lalu lalang disekitar komplek tersebut. Didalam masjid terlihat ada acara pengajian. Dari pengeras suara yang terdengan tampaknya itu merupakan pengajian bagi orang tua murid yang memang bagi seluruh wali santri diwajibkan untuk menghadiri kajian rutin yang diadakan pihak sekolah setiap bulan sekali.
Sekilah tampak pula sosok santri yang dari pisiknya tampak berasal dari Papua. Karena dari informasi yang pernah kudengar di Pesantern ini memang bekerja sama dengan tokoh ulama Papua yaitu Ustadz Fadlan Garamatan. Ulama Papua tersebut menitipkan beberapa orang dari papua untuk belajar di pesantren tersebut dan nantinya selepas menuntut ilmu para santri Papua tersebut akan dikembalikan kekampung halamanya untuk berdakwah di tanah kelahirannya sendiri .
Usai melakukan pengukuran seragam kami segera kembali kerumah karena tampaknya matahari sudah mulai berada hampir diatas kepala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar