Jumat, September 16, 2011

HP Sandy Hilang!!!.....

Sepulang mengikuti kegiatan training di Menara Hijau Jakarta pada Rabu (14/9), kelelahan begitu terasa menghinggapi tubuh ini. Ya, hari itu saya mengedarai motor ke Jakarta PP . Hal tersebut sudah lama sekali tidak kulakukan. Tiba-tiba Umi melaporkan bahwa HP putraku yang didapat dari uang hasil perolehan saat khitan yang lalu raib entah kemana.

Mendengar laporan tersebut, saya merasa sangat kecewa. Istriku memastikan bahwa orang yang ’mengamankan’ HP tersebut adalah orang yang telah menumpang dirumah kami beberapa hari yang lalu. Sungguh tega orang tersebut memanfaatkan kelengahan kami.

Padahal dilubuk hati yang paling dalam saya merasa khawatir kedatangan orang tsb. Namun mengingat kesulitan dan masalah yang dihadapinya, tak tega rasanya untuk tidak sedikit meringankan beban berat yang ditanggungnya, Namun apa yang terjadi. Sungguh diluar dari yang saya perkirakan.

Kadang menghadapi hal dimana sebenarnya kita sudah pupus kepercayaan terhadap seseorang yang telah banyak mengecewakan, namun pada satu waktu dia hadir dan memelas minta pertolongan. Segala kekecewaan dan luka mendadak luruh begitu saja yang akhirnya kembali orang tersebut menorehkan luka baru dimana luka lamapun masih belum sepenuhnya pulih.

Kadang terbersit dalam hati, haruskah kita tidak mudah mema’afkan. Sehingga saya tidak menjadi ’bulan-bulanan’ orang-orang yang memang beritikad tidak baik. Haruskah....

Kembali ke HP yang hilang, saya begitu sedih saat istri menelpon dari rumah saat saya masih dikantor. ” Bi, Sandy diam aja tuh. Kayaknya sedih banget Hpnya hilang. Waktu Umi tanya, kenapa Kaka diam aja. Karena HP hilang ya. Sandy hanya menggangguk perlahan sambil matanya berkaca-kaca.” ujar istriku . Sepertinya hal ini harus segera diantisipasi agar gairahnya kembali seperti semula

Ba’da subuh seperti biasanya Sandy harus setor hapalan Al Qur’an. Hari itu saya merasa hapalannya kacau balau. Sebelum menyetor surat yang sudah dihafal yaitu surat Al Hasyr,  saya meminta untuk muroja’ah surat Al Mujadillah. Padahal hari-hari yang lalu tidak begitu sulit untuk membacakannya, tapi hari ini hilang hampir sebagian yang sudah dihafalnya.

Memang, sering kuperhatikan seminggu terakhir ini saat kuaktifkan lagi program menghafal untuk putra pertamaku ini. Dia sering menghafal dengan cara mendengarkan surat yang sedang dihapalnya melalui HP kesayangannya itu. Saya merasa terharu dan tidak salah mengijinkan untuk bisa memiliki HP jika memang digunakan untuk mendukung belajarnya.

Tampaknya saya harus segera mencarikan HP pengganti. Hari ini usai menyetor surat Al Hasyr yang dibacakannya hingga ayat ke 6. sengaja saya tidak begitu keras menegur kelalaiannya hari ini. Namun saya menghiburnya dengan mengatakan,” Kak, kamu harus semangat menghafalnya ya. Nanti Abi akan kasih uang setiap kamu bisa menghafal satu ayat dan akan ditambah lagi jika sudah menyelesaikan satu surat. Nanti kalau uangnya sudah cukup akan Abi tambahkan untuk membeli HP untuk menggantikan yang hilang.’ Ujarku.

Selepas mengucapkan hal tersebut sejurus kemudian tampak kecerian diwajahnya. Langkahnya menjadi lebih berirama sesaat saat meninggalkanku yang masih terpaku menyaksikan gairah putraku kembali hadir menyelimuti jiwanya. Pagi itu kecerian dan semangatnya tampak telah pulih kembali.

 Ya Allah, Mudahkanlah aku mendidik amanah ini sehingga menjadi anak soleh dan solehah dan berbakti bagi orang tua, bangsa dan agama, amiiin....
Semoga, wallahu ’alam bishowab.

Tidak ada komentar: