Senin, Juli 30, 2012

Sandy Melanjutkan Sekolah Di Pesantren Umar bin Khotob

Kemarin Ahad Tgl 29 Juli 2012 merupakan kali kedua saya beserta istri menjenguk putra kami, Sandy yang mondok di Pondok Pesantren Umar Bin Khotob yang berlokasi di Pulo Murub Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi. Kami setiap hari Ahad menjenguk Sandy.
Untuk menuju lokasi tersebut biasanya saya melewati arah belakang yaitu dari Desa Wanasari dan melalui sungai CBL dan seterusnya. Dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk menempuh jarak 20 km menuju lokasi Ponpes.

Usai melewati kampung Pisang Batu, tampak menghampar sawah yang menghijau terpampang disisi kanan dan kiri jalan. Sesekali tampak juga suasana perkampungan dengan jarak rumah yang belum begitu padat. Makin jauh kami melaju hamparan sawah makin luas terpampang memenuhi sisi jalan.


Jalan cor yang mulus sepanjang perjalan membuat laju sepeda motor pun menjadi lebih maksimal. Hanya beberapa titik saja ada jalan yang belum tersentuh perbaikan. Namun dari keseluruhan jalan yang kami lalui kurang lebih 85 persen sudah dicor.  

Sandy mulai mondok diasrama ponpes mulai Hari Sabtu Tanggal 14 Juli 2012. Sore itu selepas menghadiri kuliah, kami berangkat menuju pulo murub dengan 2 sepeda motor. Sengaja saya mengajak Adik saya Endang untuk ikut mengantar dan kebetulan dia sedang tidak ada kegiatan. Saya berboncengan dengan istri dan Khansa sedangkan Sandy berboncengan dengan Endang. Hanya satu tas pakaian serta peralatan mandi yang kami bawa sore itu.

Tiba di Pesantren sudah tampak kesibukan dari pengurus dan santri baru yang sudah berdatangan sejak siang. Kami langsung menemui petugas untuk mengurus segala keperluan mengenai administrasi di ponpes tersebut. Kemudian kami langsung keasrama tempat santri menginap yang ada dilantai 1.

 Istriku langsung sibuk merapihkan alas tidur dan lemari yang sudah kami pesan dan disiapkan oleh pihak pondok. Suasana dalam asrama tampak hiruk pikuk dengan celoteh para santri baru, beberapa diantara mereka ada yang sedang istirahat dan juga tampak masih ada yang mencari lokasi penyimpanan lemari yang diinginkan.

 Sambil membereskan pakaian dan menyimpannya di dalam lemari, kami memberikan arahan dan nasehat serta motivasi kepada Sandy. Saya lihat saat itu dia tampak sudah siap untuk kami tinggal di pondok untuk menuntut ilmu.

 Usai sholat maghrib berjamaah di masjid yang terletak didepan asrama, kami pun berpamitan. Walau berat hati namun kami harus rela meninggalkan putra pertama kami di ponpes tersebut. Kulihat Istriku dan juga Sandy tidak begitu terlihat bersedih, demikian juga saya. Entah didalam hati mereka. Yang pasti malam usai mengantar Sandy, sebelum tibdur saya melaksanakan sholat namun entah kenapa air mata ini bercucuran tanpa bisa dibendung. Sebelum sholat memang saya sempat kekamar Sandy untuk mengambil perlengkapan sholat. Saat itu saya sempat melirik ke pembaringannya hanya diisi oleh Zaidan adiknya.

Sepanjang sholat hingga rakaat terakhir air mata terus berlinang tanpa bisa dihentikan. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada Sandy. Mungkin dia pun demikian karena malam ini merupakan kali pertama dalam hidupnya harus tinggal jauh dari orang tua tanpa ada satu pun orang yang dikenalnya pada tempat dan lingkungan yang baru.

Sabar ya nak. Abi punya cita-cita besar agar kamu menjadi anak yang baik serta berbakti pada orang tua, agama dan bangsa. Dan itu semua harus dilewati dengan pengorbanan. Abi yakin seiring berjalannya waktu kamu akan bisa beradaptasi dan menjadi kerasan tinggal bersama santri lain di podok.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Afwan, boleh minta alamat lengkap pesantrennya ?