Senin, September 24, 2012

Kreatif, Mandiri dan Terhormat

Pagi ini Senin (24/9) seperti hari yang lain saya memulai aktifitas dengan berangkat kekantor saya di wilayah Cikarang. Ada hal menarik yang saya temui dijalan dan ini menginspirasi saya untuk menulis di pagi ini.

Di dekat perumahan saya tinggal ada akses jalan pintas khusus sepeda motor. Dibatasi disisi kanannya oleh sungai dan sisi kanannya oleh sebuah perusahaan battery. Jalan tersebut hanya dapat dilalui oleh dua sepeda motor dari dua arah saling berlawanan.

Yang jadi perhatian saya adalah ada seorang bapak tua yang merawat jalan tersebut. Jika ada yang kurang rata, dialah yang menambalnya dengan batu atau kerikil. jika saat hujan jalan terlalu licin, bapak tua itulah yang menaburi kerikil dan saat musim kemarau seperti saat ini, bapak itu juga yang menyirami dari ujung masuk perumahan sampai akhir di mendekati jalan raya sehingga debu yang bertaburan bisa berkurang.


Warga perumahan dan tukang ojek yang melintas jalan itu sangat terbantu dengan kerja bapak tua tersebut. Ia membuktikan bahwa ia bertanggung jawab atas jalan itu tanpa ada seorang pun yang memberikan jaminan akan memberikan imbalan yang pasti. Namun sang Bapak tak menghiraukan itu semua. Saat ini yang ia lakukan hanya kerja dan kerja serta membuktikan bahwa ia perduli.

Demi menjaga kehormatan, sang bapak tidak mengorbankan harga dirinya dengan menjadi peminta-minta. Dengan kreatifitas dan dipadu dengan kepedulian maka sempurnalah apa yang dilakukannya itu. Dia tidak meminta secara khusus dengan memaksa pengendara yang lewat untuk memberikan uang kecil padanya. yang dia lakukan cukup elegan yaitu menempatkan dua buah ember lusuh pada dua arah yang berlawanan.

Ya, hanya itu yang dilakukan untuk mengetuk hati pengguna jalan. tidak memaksa ataupun memberikan tarif tertentu pada pengguna jalan. Bagi yang perduli dan ada sedikit receh maka dengan sukarela bisa melemparkannya ke ember tersebut bagi yang tidak mereka tetap bisa memalui jalan tersebut.

Kadang sambil melempar uang saya sempat melirik kedalam ember tersebut. Banyak juga yang memberikan recehnya. kalau ditotal kurang lebih ada sekitar Rp. 10.000 s/d Rp. 15.000. Itu saya lihat pada ember yang ada dijalur saya. Entah pada ember yang satunya lagi. Yang pasti jika dihitung kotor dua ember pada pagi hari Rp. 10.000 dan sore hari Rp. 10.000, Total perhari menjadi Rp. 20.000. Jika dihitung perbulan dikali 30 maka diperoleh jumlah Rp. 600.000.

Uang sejumlah tersebut sebanding dengan gaji satu bulan penjaga toko yang harus masuk kerja 8 jam perhari selama satu bulan. Sebuah kreatifitas yang mungkin tidak semua kita pernah memikirkannya. Namun semua itu dijalani oleh seorang bapak tua dengan penuh ikhlas dan itu dilakukan hanya saat orang berangkat dan pulang kantor saja.

Sebuah peristiwa inspiratif saya peroleh pagi ini. Bekerjalah dan berikan yang terbaik maka rejeki insya Allah dengan sendirinya akan menghampiri. Kalau kita kreatif maka kemandirian dan kehormatan datang menghampiri dengan sendirinya. Salam Senin pagi..



 

Tidak ada komentar: