Kamis, September 13, 2012

Macet dan Egoisme.

Pagi ini Kamis (13/9) seperti biasanya saya berangkat kerja jam 7 kurang 10 menit. Alhamdulillah Jalur lampu merah Cibitung hari ini tampak lancar. Padahal 2 hari yang lalu sempat macet akibat ada demo serikat pekerja di depan PT Toppan.

Selepas lampu merah saya melirik ke indicator bahan bakar dikendaraan. Jarum tampak menempel pada garis warna merah. Akhirnya kuputuskan mengisi bensin yang ada disisi kiri jalan setelah Indofarma. Arus Lalin arah tol Cibitung tampak lancar sehingga saya dapat memacu kendaraan agak cepat.

Memasuki tikungan arah jembatan tol samping Lotte Mart kulihat antrian mobil yang terdiri dari bus angkutan karyawan dan kendaraan pribadi tampak mengular. Sisi kanan dipenuhi oleh kendaraan sepeda motor yang disesaki dua baris memanjang. Awalnya kendaraan masih bisa bergerak perlahan, Namun lama kelamaan sepeda motor yang mengambil sisi kanan jalan semakin menumpuk.

Akibatnya sisi kanan jalan yang seharusnya bisa dilalui oleh kendaran dari arah berlawanan penuh disesaki oleh sepeda motor. Kalau sudah seperti ini kita semua bisa membayangkan apa yang terjadi. Arus kendaraan dari dua arah berlawanan tidak bergerak sama sekali. Bayangan akan terlambat tiba dikantor makin terlihat nyata didepan mata.

Kadang saya berpikir kenapa para pengendara sepeda motor itu tidak bisa mengedalikan diri untuk tertib dan cukup satu atau dua baris saja mengisi sisi kanan mobil sehingga laju kendaraan dari arah berlawanan tidak terganggu. Saya yakin semua pengguna jalan memiliki keinginan yang sama yaitu tiba ditempat kerja tepat waktu. Namun ketidaksabaran dan egoisme mereka sendirilah yang mengakibatkan kemacetan menjadi kian parah.

Selain disebabkan rendahnya displin pengguna jalan, kemacetan tersebut juga disebabkan oleh sempitnya jembatan yang melintas diatas tol Jakarta Cikampek tersebut. Jadi baik itu mobil kecil apalagi bus atau truk harus bergantian melalui jembatan tersebut, Sehingga disaat arus lalulintas sangat padat seperti saat masuk dan pulang kerja kemacetanpun tidak bisa dielakkan.

Setelah kurang lebih 10 menit terjebak kemacetan, tampak seorang anggota polisi di bantu seorang tenaga security turun mengurai kemacetan. Tak lama kemacetan pun berangsur angsur bisa diatasi. Sambil menarik gas kuat-kuat saya berharap bisa tiba dikantor tepat waktu. Namun saat absen jam sudah menunjuk pada angka 8.01.Yah,.. terlambat dehh...

Tidak ada komentar: