suasana di dalam Kereta Gajah Wong
Dalam rangka liburan bersama keluarga untuk tahun ini, kami
sekeluarga jauh-jauh hari sudah merencanakan mengisi liburan mengunjungi
Jogjakarta. Tiket kereta api sudah kami pesan sejak bulan oktober yang lalu di stasiun
Pasar Sene Jakarta. Selain liburan kami juga akan mengunjungi beberapa kerabat
istri yang ada disana. Ikut bersama rombongan anak anak dan istri saya, ibu,
keluarga Bule Yayuk dan Pak Toso.
Pada hari keberangkatan yaitu Jum’at 27/12/13 rombongan dibagi
jadi 2. Saya beserta para ibu dan anak-anak menggunakan transportasi kereta api
dan lukman, om Olan, Pak Toso, Lukman dan Andi mengendarai mobil.
Rombongan
berangkat menuju stasiun Pasar Senen sejak jam 3 dinihari. Dengan menggunakan Carry
kami bertolak dari kediaman di Cibitung menuju Indoporlen untuk menjemput
rombongan dari Bumi Sani. Dari Indoporlen kakmi langsung meluncur menuju
Stasiun melalui jalur biasa via Terminal Polu Gadung.
Tiba di Pasar Senen, suasana Stasiun sudah mulai ramai.
Rombongan pun bergegas menuju pintu masuk peron. Memasuki peron tampak kereta
api Gajah Wong yang akan kami tumpangi. Saat itu waktu baru menunjukan pukul 5
pagi. Sambil menunggu waktu pemberangkatan kami menunaikan sholat subuh di
musholla yang ada dilokasi stasiun.
Tepat pukul 6.15 kereta api Gajah wong beranjak meninggalkan
stasiun. Rombongan menempati gerbong 3 no 9 – 11. Fasilitas dikereta terasa
cukup nyaman. Bagi yang sering online menggunakan gadget semakin tambah nyaman
dengan adanya fasilitas colokan listrik yang siap memberikan asupan energy untuk
kita berselancar di dunia maya atau up date status di sosial media. Saat ini pedagang asongan tak tampak lagi
berkeliaran sehingga anak-anak pun bisa berlarian di sepanjang lorong.
Tiba di stasiun Tugu menjelang pukul 3 sore. Suasana
stasiun cukup ramai dan suhu cukup
panas. Didepan stasiun tampak lalu lalang pengemudi ojek dan becak menawarkan
penumpang yang turun dari kereta. Tak
lama berselang mobil Blazer hitam yang menjemput rombongan memasuki halaman
stasiun. Sejurus kemudian kamipun berangkat menuju kediaman keluarga di
bilangan Sewon, Imogiri.
Suasana lalu lintas dikota Jogaja cukup padat. "Di saat
liburan saat ini jogja menjadi tempat yang tidak nyaman karena jalan-jalan di
seputar kota menjadi macet." ujar mas Yudi, kerabat yang menjemput kami. Di masa
liburan ini macet merupakan hal yang tak dihindari di kota ini.
Setelah menempuh perjalanan selama ½ jam kamipun tiba
di perkampungan yang bisa dibilang tidak
kampung lagi. Jalan-jalan sudah di aspal dan arsitektur rumah pun mayoritas
sudah modern. Walau demikian suasana pesawahan dan rimbunnya pepohonan membuat
suasana lingkungan menjadi sejuk dan asri.
Untuk hari pertama kami menginap di rumah mbah Ruk. Seorang
ibu yang sudah berumur namun masih tetap energik. Beliau saat ini masih tetap
beraktifitas seperti layaknya warga lain yang berumur lebih muda. Tubuhnyapun
masih cukup kokoh menopang fisiknya yang sudah renta.
Rencana pada hari ke-2 kami baru akan bepergian dan akan di
awali dengan silaturahmi mengunjungi kerabat di seputaran kota Jogja. Mobil
yang akan kami gunakan sudah siap parkir di depan rumah tempat kami menginap.
Catatan hari ke-2 akan kami lanjutkan berikutnya. Sekarang mau menyuapi putrid
cantikku Khansa, Ciaoo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar