Selasa, Februari 18, 2014

Galau

Saat ini terus terang saya sedang merasa galau, ada 2 hal penting yang saat ini menjadi focus perhatian dan harus saya putuskan segera. Pertama masalah rumah. Setelah sekian puluh kali mengalami banjir dan puncaknya pada 18-19 Januari 2014 yang lalu, membuat saya harus berpikir keras atas permasalahan tersebut.  Alhamdulillah sedikit demi sedikit Allah mulai memberi titik terang. Sepertinya saya harus pindah rumah. Saat ini tinggal memikirkan bagaimana cara membiayainya. Lokasi sudah saya dapatkan dan insya Allah tidak banjir. Semoga Allah memudahkan jalanNya hingga kami sekeluarga bisa segera pindah ketempat yang baru, aamiin.


Kedua adalah masalah sebagaimana sebuah tulisan yang saya kutip pagi ini dari blognya Kek Jamil Azzaini yang terus terang begitu terasa mengena buat saya. Generalis atau Spesialis?. sebuah tulisan yang kembali mengingatkan akan ketidakjelasan saya akan kemana dan jadi sebagai apa saya nanti. usai membaca tulisan tersebut sepertinya saya harus segera bertindak tegas dan memutuskan untuk mengakhiri hal-hal yang tidak berhubungan dengan bidang spesialisasi yang akan saya tekuni. Mohon doa dari sahabat semua semoga Allah beri kekuatan untuk bisa melaksanakan ini sesegera mungkin mengingat umur saya yang pertengaahan tahun ini akan menginjak kepala empat. Huupps

Oh, ya berikut kutipan tulisan yang saya maksud diatas. Semoga sahabat bisa mengambil inspirasi dari tulisan tersebut. selamat menikmati

Generalis atau Spesialis?



Banyak yang bingung dan bertanya-tanya, “Sebaiknya saya menjadi generalis atau spesialis?” Hidup hanya sebentar dan untuk menjadi ahli kita harus melakukan deliberate practice selama 10 ribu jam. Berdasarkan fakta ini maka saran saya jadilah spesialis.

Ada sebagian orang yang “ngeyel” kepada saya. Katanya, “Saya diberi banyak talenta oleh Allah maka saya ingin jadi generalis saja. Semua kelebihan harus dioptimalkan. Toh saya sudah menjalani sejak lama dan asyik-asyik saja.” Biasanya saya menanggapinya dengan pertanyaan sederhana, “Kalau saya ketik nama Anda di google, kira-kira penjelasan yang muncul apa, ya?”

Saya lanjut bertanya, “Mana diantara keahlian yang Anda kuasai yang harganya paling mahal? Bandingkan dengan orang yang punya keahlian di bidang itu, siapa yang lebih mahal, Anda atau orang yang ahli?” Faktanya, apabila diakumulasi selama satu tahun, penghasilan orang yang ahli jauh lebih besar dibandingkan orang yang “merasa” banyak keahlian.

Waktu terus berjalan, segera temukan apa kekuatan Anda dan apa passion Anda. Perpaduan antara kekuatan, passion dan latihan akan menghasilkan keahlian yang berharga mahal. Orang-orang yang sadar bahwa hidup ini singkat, hidup ini perlu memberikan arti, hidup ini perlu meninggalkan jejak maka ia akan bersungguh-sungguh menemukan kekuatan dan passionnya untuk kemudian diasah terus menerus. Serakah ingin menjadi ahli di berbagai bidang justru akan membuat Anda tak ahli apapun.

Terkadang ada yang merasa “aku bisa ini, aku bisa itu”, ketahuilah bisa dengan ahli itu berbeda. Ahli itu pengakukan orang lain dan orang lain bersedia membayar mahal memanfaatkan keahlian Anda. Jadi ahli bukan pengakuan diri sendiri apalagi hanya sekadar bisa.

Untuk menjadi ahli memerlukan banyak waktu berlatih. Bukan hanya itu, menjadi ahli juga memerlukan ilmu-ilmu yang mendukung keahlian untuk dipelajari. Hal inipun menyita banyak waktu. Orang-orang yang ingin ahli biasanya enjoy dan terkadang tak mengenal waktu saat mengasahnya. Waktu sangat berarti dan bernilai tinggi bagi orang-orang yang ingin ahli.

Dan, yang saya tahu, semua ahli tingkat dunia berawal dengan menjadi seorang spesialis. Nah, pertanyaan saya, Anda ingin fokus menjadi ahli dalam bidang apa?


Salam SuksesMulia!






Tidak ada komentar: